Anggota HAC. FOTO : HAC |
“Virus-virus Korea” nampaknya sudah mewabah di kalangan masyarakat Indonesia, tidak hanya pada kalangan menengah ke atas tetapi juga menengah ke bawah. Boyband dan girlband di Indonesia pun mulai bermunculan. Komunitas-komunitas pencinta Korea juga merebak di berbagai tempat. Salah satunya komunitas yang ada di Untirta, yaitu Han-GukAein Community alias HAC.
Han-Guk yang dalam bahasa Korea artinya orang Korea. sedangkan Aein artinya pecinta. Jadi HAC berarti komunitas pencinta Korea. Ade Yustika Rohmi (21), mengatakan bahwa penggagas komunitas HAC berasal dari mahasiswa Untirta yakni Asih Sitoresmi, Khotimah, Ade dan Sri Damayanti serta teman- teman lainnya. HAC diresmikan pada tanggal 12 November 2010 tetapi perekrutan anggotanya dimulai dari bulan Oktober 2010.
“Awal berdirinya HAC memiliki 99 anggota pada tahun 2010 tetapi sekarang sudah ada 226 anggota, yang terdiri dari siswa SMP, SMA, mahasiswa dan orang-orang yang sudah kerja. Tujuan kita ingin kumpul bareng dengan orang-orang pencinta Korea di dunia nyata tidak hanya di dunia maya saja. Kita ingin punya temen-temen yang bisa diajak ngobrol langsung,” jelas Ade, sekretaris HAC ketika di wawancara Rabu (16/11).
Ada lima divisi dalam HAC, yakni Hangul (belajar bahasa Korea), Korean Drama (sharing tentang acara drama Korea yang terbaru, yang sedang diputar di Korea), Korean Movie (membahas seputar film-film Korea), Korean Popers (membahas musik-musik Korea) dan yang terakhir Korean Cover Dance. Cover dance adalah menarikan kembali dances artis korea dan berusaha sebisa mungkin untuk mirip seperti boyband atau girlband yang ditiru tapi bukan plagiat. Saat ini di HAC ada cover dance ‘After School’ namanya ‘Spicy’.
Informasi-informasi terbaru seputar Korea, biasanya di update para anggota HAC dari internet. Jadwal untuk berkumpul di HAC yaitu hari Senin jam 10.00 WIB, Kamis jam 15.00 WIB dan Jumat jam 13.00 WIB. Tempat biasa mereka berkumpul pun masih di sekitar kampus Untirta, salah satunya adalah di depan gedung rektorat karena mereka belum mempunyai basecamp yang tetap.
Ade juga menjelaskan, “Kendala yang kita hadapi paling masalah sponsor dan fasilitas. Saat ini untuk mengadakan acara-acara kadang kita masih menggunakan uang sendiri, karena kita kan komunitas yang berdiri sendiri. Tapi selama mereka nyaman ya kita jalani,” jelas Ade.
Dalam menghadapi kendala-kendala tersebut HAC tinggal diam. Saat ini ia juga sedang berusaha untuk bekerja sama dengan duta besar Korea yang sedang dalam tahap proses.
Ketika ditanya mengenai harapannya untuk HAC kedepannya, gadis berkerudung ini mengatakan, “Semoga HAC dikenal di luar, bisa jadi lebih baik dan kuat, bukan hanya kumpul-kumpul biasa tetapi juga menjadi keluarga yang saling mendukung satu sama lain.” Kata Ade sambil tersenyum.
Categories:
Tren
0 komentar:
Posting Komentar