Kamis, 24 November 2011
Peserta Nikmati Keindahan Pulau Penyu
bacadonggg.com - Sejumlah mahasiswa jurusan ilmu komunikasi yang mengikuti program KKL (Kuliah Kerja Lapangan) ke Pulau Dewata sangat berkesan ketika mengunjungi pulau penyu di Tanjung Benoa, Nusa Dua, Bali. Mulai dari awal perjalanan ketika menyebrang mereka begitu menikmati indahnya terumbu karang dan ikan hias. Keindahan bawah air dapat terlihat dari perahu motor lewat kaca submarine bening yang terdapat di bawah perahu sembari melemparkan roti sandwich kurang lebih 15 menit.
Syifa Rohaini, salah satu peserta KKL memaparkan kesenangannya ketika berada di pulau yang indah akan ribuan penyu tersebut. “Saya sangat senang sekali bisa berkunjung ke tempat ini. Apalagi ketika saya bisa memegang penyu dan berfoto langsung, itu benar-benar pengalaman pertama yang berkesan sekali,” ujar perempuan berkerudung ini.
Ketika berada di Pulau Penyu pemandu lokal menjelaskan proses perkembangan penyu berikut binatang lainnya karena selain penangkaran penyu dari yang telor penyu sampai dengan yang sudah siap bertelor, bahkan ada yang berumur 100 tahun.
“Saya sangat terkesan sekali karena masyarakat disini masih mau melestarikan hewan-hewan yang sudah hampir punah, dan bukan hanya penyu saja yang diselamatkan tetapi masih ada Iguana, Elang dan hewan lainnya yang dibudidayakan di pulau ini,” ujar Syifa menjelaskan kesan-kesannya berada di Pulau Penyu. (Susilawati)
Garuda Wisnu Kencana
bacadonggg.com - Bali merupakan pulau yang memiliki sejuta pesona. Pesona itu tidak hanya berasal dari keindahan alam, melainkan juga dari keindahan wisata religi. Banyak tempat peribadatan yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, baik asing maupun domestik.
Salah satu tempat wisata religi yang sering dikunjungi adalah Garuda Wisnu Kencana (GWK). GWK merupakan lokasi dimana di dalamnya berdiri sebuah patung raksasa setinggi 150 meter.
"Patung ini dibuat untuk menunjukkan pada dunia bahwa di Asia juga terdapat patung tertinggi seperti patung liberty di Amerika Serikat," ujar pemandu wisata yang memandu rombongan KKL Untirta Rabu (23/11).
Meskipun ini wisata religi, namun pengunjung juga bisa menikmati keindahan wisata yang lain. Di sini pengunjung juga bisa melihat keindahan Pulau Balidari ketinggian 100 meter dari permukan laut. (Indra)
Rabu, 23 November 2011
Rombongan KKL Batal Ke Surabaya
bacadonggg.com - Rombongan KKL ilmu komunikasi yang semula dijadwalkan singgah di Surabaya akhirnya batal. Menurut jadwal rombongan singgah di Surabaya untuk mengunjungi Jawa Pos, Jtv, dan Unair.
Menurut laporan reporter bacadonggg.com yang ikut dalam rombongan, Nike Herlina, pembatalan itu terjadi karena kurangnya koordinasi antarpanitia. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan ketua panitia Ari Pandu, Ari Pandu menjelaskan bahwa yang memiliki link dengan Jawa Pos sebetulnya adalah Ibu Nunu, namun karena yang bersangkutan tidak ikut serta dalam rombongan, koordinasinya menjadi sulit.
Sebelumnya Jawa Pos menawarkan para rombongan untuk tetap berkunjung, namun bukan ke bagian redaksi melainkan ke bagian percetakan. Panitia menolaknya karena yang ingin dilihat bukanlah mesin tetapi proses kerja dalam redaksi.
Ari Pandu juga memberikan alasan yang sama terkait pembatalan kunjungan ke Unair.
"Kalau ke Unair enggak jadi karena yang punya link itu Ibu Nunu, tapi dia enggak bisa ikut karena anaknya tidak bisa ditinggal. Karena link-nya di dia jadi aga sulit kita koordinasi, jadi d iputuskan kita skip dan dialihkan ke Solo Post," kata Ari.
Pembatalan itu menuai kritik dari beberapa peserta. Indra Bayu, mahasiswa jurusan humas semester lima mengeluhkan ketegasan dan keseriusan panitia dalam melaksan.akan kegiatan ini. "Dari panitia kurang tegas dan terkesan tidak jelas dalam memberi info. Panitia seperti setengah hati menyukseskan acara ini," ungkap Bayu.
Selain Bayu, Dini mahasiswa non reguler juga mengaku kecewa atas beberapa masalah yang terjadi. "Kecewalah pasti karena enggak sesuai jadwal. Saran saya, rencananya lebih matang, jangan enggak pasti," kata Dini. (Tulus)
“Keripik Setan” Susi
![]() |
twitter.com |
Oleh : TULUS MULIAWAN
Dalam sejarah hidup Susilawati, mahasiswa semester lima jurusan ilmu komunikasi, berbisnis keripik pedas adalah sebuah kelanjutan dari hobi-hobinya berbisnis di masa-masa sebelumnya. Perempuan asli Cimahi ini sebelumnya pernah menjalankan beberapa bisnis kecil-kecilan seperti berjualan pulsa dan agen cutting sticker.
Meskipun awal terkesan tidak sengaja, tapi bisnis ini cukup menjanjikan bagi Susi. Bisnis ini berawal dari kebiasaan teman-teman sekelas Susi yang meminta dibawakan oleh-oleh dari Bandung saat Susi pulang ke Bandung. Brownies dan beberapa kue lainnya sudah menjadi hal biasa dari Bandung. Akhirnya, Susi membawakan keripik pedas untuk teman-temannya, dan ternyata mereka ketagihan.
“Tiap saya pulang ke Bandung pasti mereka titip tolong dibeliin dan itu enggak sedikit. Mulai dari situ saya berpikiran kenapa enggak dijadikan usaha aja ya. Enggak lama saya lihat di tv ada kripik dari Bandung yang jadi heboh banget, dengan itu saya jadi semakin termotivasi,” terang Susi.
Susi menceritakan, saking seringnya Susi membeli keripik dalam jumlah besar, produsen pembuat keripik tersebut menjadi penasaran dan meminta untuk berbincang serius dengan Susi. Dari situlah terjadi kesepakatan untuk sama-sama mengembangan bisnis keripik pedas ini.
Susi mendatangkan langsung kripik pedas ini dari Bandung dengan menggunakan jasa bus Arimbi untuk pengiriman. Setiap kripik pesanan dikirimkan produsen melalui bus Arimbi jurusan Bandung-Merak. Setibanya di Serang Susi berhubungan langsung dengan awak bus Arimbi untuk mengambil kripik tersebut. Menurut Susi cara ini terbukti efektif dan jauh lebih murah ketimbang menggunakan jasa paket yang lain.
Satanas
Label “Satanas” yang melekat erat pada keripik pedas Susi merupakan buah pemikirannya sendiri. Nama tersebut dipilih Susi setelah ia mencarinya di situs google.com. Satanas dalam bahasa Spanyol berarti Setan. Kata setan sendiri, menurut Susi merupakan istilah yang akrab bagi keripik pedas.
Untuk mempromosikan bisnis kripik pedas tersebut, Susi memilih menggunakan twitter. “Saya buat twitter @keripiksatanas dan mem-follow anak-anak kampus. saya mulai promosi dan banyak yang penasaran,” jelas Susi. Dari situlah ia mendapatkan banyak pelanggan di kampus. Selain karena rasanya yang gurih, keripik pedas tersebut juga dijual lebih murah dari harga pasar, yaitu Rp 11.500.
Bagi Susi bisnis ini bukanlah prioritas. Ia menjalaninya karena hobi. Meskipun agak sulit mengatur waktu, Susi cukup senang menjalaninya. “Saya senang bisa punya uang jajan tambahan dari apa yang saya lakukan dan merasa bangga kalau bisa jajan atau beli sesuatu dari uang sendiri,” ungkap Susi.
Di akhir perbincangan, dengan penuh keyakinan ia menyatakan bahwa produknya mampu berkembang dan bersaing dengan merk lain. “Dari rasa aja sudah jelas beda, kualitas singkong juga enggak keras kayak kripik lainnya, dan yang terakhir soal harga bener-bener terjangkau,” tutup Susi dengan bersemangat.
Peseta KKL Kehilangan Kamera
bacadonggg.com - Seorang peserta KKL, Egi kehilangan kameranya saat rombongan transit di rumah makan Sukowati, di kawasan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Minggu (20/11).
Menurut keterangan yang didapat di lapangan, korban kehilangan kameranya saat sedang melaksanakan shalat maghrib. Saat itu kamera diletakan di sebelahnya. (Nike)
Keberangkatan Molor Enam Jam
![]() | |
Bus yang mengantar rombongan KKL diparkir di kampus Untirta. (Indra) |
Menurut jadwal, rombongan seharusnya berangkat pukul 5.00 wib, namun rombongan baru berangkat pukul 12.15 wib. Tak ayal keterlambatan tersebut mengundang kritik dari sejumlah peserta, salah satunya Susan Sri Jayanti, mahasiswa semester lima. Ia menyatakan kekecewaannya karena menurutnya keterlambatan ini akan membuat seluruh jadwal kegiatan menjadi kacau.
"Kecewa aja soalnya dikhawatirkan akan menghambat jadwal di sana dan agenda-agenda berikutnya," tutur Susan. (Rahmi)
Senin, 21 November 2011
Seminar Belistra : Siapapun Boleh Menulis
![]() | |||||||
Kurnia Effendi. (inioke.com) |
Aceng Hasani, Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan Untirta memberikan sambutannya sekaligus membuka acara seminar. Seminar menulis ini dihadiri oleh 30 orang peserta yang diantaranya terdapat tujuh dari 20 orang nominasi lomba “Sayembara Menulis Cerpen Tingkat Mahasiswa se Indonesia” yang diadakan mulai akhir Agustus lalu.
Asti Nurrachmayati (19), ketua pelaksana seminar mengatakan, “Sebenarnya tujuan dari acara ini yaitu ingin memperkenalkan Belistra ke luar dan khususnya di kalangan mahasiswa Untirta. Selain itu, ingin mencari dan menjadi wadah bagi mereka yang memiliki kemampuan dibidang menulis. Seseorang jika tidak bertemu dengan orang yang tepat maka tidak akan menjadi emas.”
Sementara itu Kurnia Effendi yang ditemui disela-sela acara mengungkapkan bahwa menulis adalah suatu kemampuan yang boleh diasah oleh siapapun. Kurnia Effendi adalah seorang desain interior lulusan ITB. Meskipun demikian, ia juga memilih karier sebagai seorang penulis karena ia mengaku bahwa dirinya menemukan seni tersendiri ketika menulis. Kemudian juga didukung oleh hobinya yaitu menggambar dan menulis. (Widya)
Jawara Sayembara Menulis Diumumkan
![]() |
bacadonggg.com - Jawara Sayembara Menulis Cerpen Tingkat Mahasiswa Se-Indonesia yang diadakan Ukm Belistra diumumkan malam ini (Senin, 21/11). Dari 158 peserta yang mendaftar, panitia telah memilih tiga karya terbaik.
Pada seleksi awal yang dilakukan oleh panitia-panitia dari Belistra ada 132 peserta yang lolos. Kemudian penjurian selanjutnya dilakukan oleh Linda Kristanti, Raudal Tanjung Banua dan Kurnia Effendi yang menyaringnya menjadi 20 besar. Lalu melewati penilaian yang lebih ketat lagi maka terpilih tiga besar karya dari sayembara tersebut.
Jawara-jawara yang berhasil memenangkan sayembara tersebut yaitu jawara satu Eko Triono dari Universitas Negeri Yogyakarta, jawara dua Dodi Prananda dari Universitas Indonesia, dan jawara tiga Zakiya Sabdosih dari Universitas Brawijaya. (Widya)
Jumlah Peserta Tidak Menjadi Kendala
![]() |
bacadonggg.com - Seminar menulis yang hanya dihadiri oleh 30 orang peserta yang diantaranya terdapat tujuh dari 20 orang nominasi lomba “Sayembara Menulis Cerpen Tingkat Mahasiswa se Indonesia” nampaknya tidak menjadi penghalang bagi keberlangsungan acara. Antusiasme para peserta seminar membuat acara ini menjadi hidup.
Setelah pengisi seminar, Kurnia Effendi menyampaikan materi, ia segera dihujani dengan berbagi pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan tulis menulis. Hadiah tiga buah buku yang akan diberikan oleh panitia kepada tiga penanya terbaik juga memotivasi para peserta.
Peserta yang tertarik dengan seminar ini tidak hanya dari mahasiswa jurusan sastra ataupun bahasa. Churiroh (19), mahasiswi Agrobisnis yang menjadi salah satu peserta mengatakan bahwa ia datang karena tertarik dengan dunia sastra dan tulis-menulis. “Awalnya dari suka sastra dan suka berimajinasi aja. Lalu ingin tau lagi lebih dalam tentang sastra. Ingin tau seperti apa acara yang ada cerpenisnya dan ingin tau juga sastrawan dari Indonesia,” jelas Churiroh. (Widya)