Rabu, 07 Desember 2011

Seragam sebagai Kepercayaan

bacadonggg.com - Banyak orang berpikir bahwa penampilan merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan, terutama dalam hal gaya busana. Hal ini juga yang ditunjukkan oleh Presiden kita dari masa ke masa. 
Kita ambil contoh Ir. Soekarno, gaya busana khas dengan celana panjang, kemeja, jas, peci, dasi, dan sepatu yang serba necis.
Ketika ia menjabat sebagai Presiden, ia merancang sendiri seragamnya “…Aku ingin menggunakan pakaian seragam pada setiap penampilan di depan publik karena aku tahu rakyat yang tertindas senang melihat Presidennya yang berpakaian necis. Seorang pemimpin Indonesia harus menjadi seorang tokoh berwibawa tinggi. Dia harus menunjukkan kekuasaan. Bagi ras yang pernah ditaklukkan, inilah kekuasaan,” tutur Bung Karno setelah proklamasi kemerdekaan 1945 dan diangkat menjadi Presiden.
Seragam yang dikenakannya merupakan perpaduan antara seragam militer dan perjuangan sipil (rakyat). Lambang bintang setia berada di kedua kelepak pada pundak jas, sebagai tanda kepresidenan, serta empat kantong pada jas. Lalu yang tidak ketinggalan, peci hitam yang sedikit miring ke kiri. Menurutnya pakaian ala mliter ini, secara mental merupakan selubung kepercayaan dari rakyat.

Bung Karno sangat mengerti kondisi rakyatnya yang pada saat itu masih banyak yang buta huruf. Oleh karena itu, selain melalui pidato-pidato dan kata-kata (propaganda) maka ia juga kreatif menciptakan “penampilan” layaknya pemimpin besar di hadapan rakyat.

“Demikianlah, seragam dimata Bung Karno tidak hanya menunjukkan identitas nasional, melainkan sebagai alat untuk membangkitkan kepercayaan dan martabat rakyat. Bukankah sebelum membangun suatu bangsa, kita perlu membangun jiwa dan mentalnya lebih dahulu,” kata Rudi Hartono dalam tulisannya Soekarno dan Pakaian "Uniform", 2010. (Widya)

sejarah.kompasiana.com/2010/06/.../soekarno-dan-pakaian-“uniform... jam 10:21
penasoekarno.wordpress.com untuk gambar.

Categories:

0 komentar:

Posting Komentar