Kamis, 15 Desember 2011

Banten In Fashion, Promosikan Banten Lewat Fashion

Contoh desain Banten In Fashion. (Susan)

Oleh : TULUS MULIAWAN

Promosi merupakan satu upaya penting untuk memperkenalkan suatu hal. Termasuk memperkenalkan tempat. Baru-baru ini, Isti Nurani (20) dan kawan-kawan sibuk mempromosikan Banten, lewat fashion.

Salah satu stand yang menjual aksesoris, tas, dan baju dalam acara PKIM Fakultas Hukum Untirta Senin (12/12) adalah kegiatan pertama Banten In Fashion dalam rangka mempromosikan Banten. Banten In Fashion adalah nama yang dipilih Isti dan kawan-kawan sebagai nama usaha dagangnya. Nama tersebut, menurutnya berbeda dengan yang lain. Ia mencoba memperkenalkan Banten dari segi fashion.

Isti dan kawan-kawan mencoba memperkenalkan Banten melalui kaos dengan desain yang menggambarkan kearifan lokal Banten, seperti Badak dan menara masjid Banten lama. Dengan cara itu, menurut mahasiswa semester lima Fakultas Hukum Untirta ini Banten dapat diperkenalkan ke dunia luar.

Usaha ini adalah salah satu hasil dari program kewirausahaan Untirta tahun 2011 ini. Isti dan kawan-kawan mengikuti serangkaian kegiatan kewirausahaan ini dari awal, mulai dari merancang proposal hingga pelatihan. Melalui kegiatan itu, Isti mendapatkan dana sebesar Rp 16 juta dari Rp 21 juta yang ia ajukan dalam proposal. “Dari dana yang diberikan tersebut baru 70 persen yang dicairkan, sisanya menunggu perkembangan,” tambah Isti.

Kendala
Di awal bisnisnya, Isti dan kawan-kawan mendapatkan cukup banyak kendala. Menuurt Isti kendala terbesarnya adalah mencari tempat sablon yang murah dan biaya transportasi yang mahal. Karena Isti mendatangkan langsung barang-barang dagangan dari luar daerah seperti Yogyakarta. “Kita mesti bolak-balik mencari barang. Kita mau kualitas yang bagus tapi untuk harga yang terjangkau mahasiswa.

Motivasi Isti dan kawan-kawan mengikuti program kewirausahaan ini adalah karena ingin belajar hidup mandiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Menurutnya Gelar Sarjana Hukum yang didapat ketika lulus kuliah tidak menjamin dirinya bisa menjadi seorang pengacara.

“Sekarang belajar berusaha, berwirausaha, makanya entar kalau lulus kita dapat pengalaman dan tahu apa yg harus dijalani dan apa yg enggak,” tambah Isti.

Untuk kedepan, harapan Isti dangat sederhana, ia berharap agar usahanya bisa sukses dan lancar, serta dapat mengembalikan modal ke universitas. Dalam program kewirausahaan ini universitas hanya meminjamkan modal sehingga setiap peserta wajib mengembalikan modal.
Bagaimana jika modal tak dapat dikembalikan?
“Kalau kita enggak mengembalikan modal, ijazah kita akan ditahan. Setahu saya ini dana hibah, kenapa harus dikembalikan lagi modalnya?,” kata Isti lirih.

Categories:

0 komentar:

Posting Komentar